Senin, 12 Juni 2017

Nyaman

Saat memutuskan hal besar dalam hidup, saya sering menyerahkannya pada katahati. Mungkin tidak semua keputusan tersebut berakhir dengan tepat, tapi setidaknya setiap kekeliruan itu tidak membuat semangat saya patah mati. Karena saya yakin itu sudah baik, hanya saja belum tepat. Saya juga pernah mencoba menyerahkannya pada logika pikir, lagi-lagi keputusan itu benar, namun terbeban menjalankannya. Kadang soal rasa tidak bisa dikali, kurang, tambah seenak waktu. Yang lebih buruknya, jika keputusan tersebut juga menyangkut orang lain, saya sering menghindar dengan diam. Kadang akhirnya saya kalah dengan bisingnya suara di telinga, lalu memutuskan dengan menipu hati begana-begini, dan gagal. 

Saya merasa cukup terlatih oleh berbagai sakit dan lelah, tapi ketika itu lagi-lagi menyangkut orang karena saya, maka saya tidak akan bisa memaafkan diri saya sendiri. Lebih mudah saya sakit dan menerima-memberi maaf pada yang meyakiti dari pada pada diri saya memaafkan diri sendiri. 

Kini saya berada di suatu perjalanan yang melelahkan karena perjalan yang saya paksakan sendiri. Perjalanan ini berawal dari menipu diri dan mengsiasati keadaan. Rupanya saya tidak bisa berjalan dengan berpura-pura dan ancaman dari waktu. Bila saja saya melawan kebisingan itu, saya lebih senang mati dalam kesendirian daripada jadi seperti orang-orang. 

Sulit rasanya tertawa dengan kepura-puraan, setiap setik rasanya seperti di tikam. Rasanya seperti berada di ruang sebelah yang di sekat dinding kaca namun hanya dapat melihat kebahagian saya di sisi lain, tapi tidak dapat menyentuhnya. 

Kali ini hari-hari semakin sialan. Semakin biadab. Saya terjebak. Mudah bagi saya bangkit, namun yang saya jebak pasti akan mati. Jika saya tarik, maka saya akan kembali terjebak. Keputusan buta apa ini? Atau mungkin saya adalah binatang yang benci keramaian? Benci kebisingan. . .

Bagi saya, dengan melihat tetesan air di atas daun sudah cukup merasa bahagia, dapat menghirup aroma rumput saja sudah cukup senang, apalagi dapat melihat hamparan hutan, saya merasa menemukan diri saya sendiri di situ. Kenyamanan. Iya..nyaman.

Tidak masalah dengan apa kita memutuskan sesuatu hal, tapi putuskanlah hal itu dengan penuh kenyamanan. Berjalanlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar