Aku dikenal nama
Liangku adalah laut
Aku disanjung matahari
Saat terik kerap dicaci maki
Aku angka tengah malam yang berdiri sendiri
Bilangan akhir yang sering dihindari
Aku adalah masa lalu
Penabur benih yang dilupakan
Aku dipanggil Yang Mulia
Istanaku dijarah
Jati diri entah siapa
Rakyatku pura-pura
Tanah ini bagiku jasad
Airku adalah darah
Senjataku adalah ombak
Pasukanku adalah gunung
Negeriku di bawah angin
Rakyatku sering mengantuk dan marah-marah
Negeriku penguasa Malaka
Rakyatku para pelupa
(Kutaraja, 3 oktober 2017)