Selasa, 13 Juni 2017

Gagasan Si Agus

GAGASAN. Masa kecil Thomas Alfa Edison sempat divonis gurunya sebagai siswa yang idiot, sehingga setelah 3 bulan sekolah ia di-drop out (DO) alias dikeluarkan dari sekolahnya. Beruntung, ibundanya melatih membaca dan berhitung, sehingga kecerdasan Edison kecil berkembang, bahkan menjadi pemikir terbesar sepanjang masa karena dapat menemukan 3000 jenis penemuan salah satunya ‘lampu listrik’.

Dalam salah satu biografinya disebutkan bahwa Edison berhasil menemukan lampu pijar setelah mengalami kegagalan 999 kali, artinya baru penelitian yang ke 1000 kali Edison menemukan lampu listrik. Sungguh ke-idiotan yang membawa berkah. Kalau saja Edison frustasi dan memberhentikan percobaan penelitiannya ketika mengalami kegagalan yang ke 999 kali, mungkin pokemon juga tidak akan ada. 

Penemu "teori relativitas” Albert Eisntein dipublikasikan (1905) juga diakui sebagai orang cerdas, bahkan tercerdas di Planet Bumi di abad 19 dan abad 20. Archimedes juga begitu.  Teori tekanan “gaya apung yang bekerja pada suatu benda di dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu” sebagian orang disekelilingnya menganggap dia “gila” apalagi ketika dia asli girang ketika menemukan kesimpulan dari teorinya.

Archimides menemukan kesimpulan dari penelitiannya ketika mandi di bak seperti biasa orang yang mau mandi: tanpa baju, tanpa celana, tanpa sehelai benangpun alias telanjang atau bugil. Archimedes menyadari kalau air dalam bak mandi yang tadinya tidak penuh kemudian meluber tumpah ketika dia masuk kedalamnya. Saking girangnya Archimedes langsung lari sambil berteriak ”eureka…. eureka… eureka…” (saya menemukan… saya menemukan …), dia baru sadar setelah lama dia berlari bahwa dia telanjang atau bugil, lingkungan sekitarnya jadi semakin yakin Archimedes gila. Anggapan itu ternyata keliru! karena hampir semua sekolah si dunia sekarang mempelajarai teorinya. Ya..seperti kata orang "gila dan cerdas itu beda tipis". 

Kemarin malam, saat K, P dan saya sendiri sedang membicarakan bagaimana hancurnya ekosistem Gunung Seulawah yang menyebabkan banyak monyet yang meminta-minta di tepi jalan, tiba-tiba saja yang namanya Agus sekonyong-konyong berlari memotong pembicaraan kami. Mata kami sigap mengarah ke arah lelaki 'kekar', bercelana pongol coklat tanpa baju itu. Dengan sekejap badan tambun itu mengguncang dengan kekuatan 8,7 skala ricter bangku panjang yang kami duduki. Kami terkejut. Tanpa berdosa dia malah santai bertanya pertanyaan yang sulit kami jawab dengan kondisi pembicaraan monyet di Selawah belum kami beri makan. 

"Bang di Lhoksemawe banyak mobil bekas kan!?" Kami saling menatap satu sama lain sebelum terkekeh-kekeh dengan pertanyaan Si Agus ini apa lagi..!!! Dasar Agus! 

Rupanya dia sedang merecanakan sebuah bisnis sejak tadi di sebuah ruang dengan seorang temannya. Jadilah dia hampiri kami yang sedang menikmati bubur kacang hijau di luar untuk meluluskan ide brilian hasil betapa dalam kamar penuh nyamuk itu. Sebagai orang tertua, K berusaha mencari tau maksudnya dengan bijak. 

Mobil bekas tadi dimaksudkannya untuk membuat "rumpon" atau bisa dibilang rumah ikan. O..maklum lah dia nanya gitu, dia kan memang penyelam. Kecuali itu, saya masih saja tertawa mengiang-giang dia begitu bersemangat berlari ke kami cuma untuk nanya: Bang di Lhoksemawe banyak mobil bekaskan? Hahahaha. Sampai mau pulang pun saya masih tertawa. Hahaha. 

Kata Agus, dengan memafaatkan mobil bekas (rongsokan) menjadi rumah ikan di laut dia dapat meraup untung 20 juta per sekali panen per satu lokasi (entah kek mana hitungnya). Pikirnya, selain ngak bersusah payah ngarung ampe ke ujung lautan, dengan cara ini lebih banyak keuntungan yang bisa didapat (saya cuma mangut-mangut dengar dia bicara panjang lebar kayak gaya orang-orang suksess itu). 

"Bayangkan kita bisa menumbuhkan terumbu karang, ikannya beranak pinak dan dengan mudah kita tangkap." Kata Agus menjanjikan. 

K dan P, menambah pengetauan soal mobil bekas sana-sini untuk menyambut baik gagasan Agus yang benar brilian di tengah hujan malam kemarin. Kecuali saya. Tiap kali mereka bilang kita kumpulkan mobil rongsokan lalu kita ikat seperti karangan bunga, kemudian kita ceburkan ke laut dengan tali, saya ketawa lagi habis-habisan. Entahlah, saya merasa jahat, pasti orang kayak saya yang ketawain Si Thomas pas gagal hidupin lampu dulunya. Tapi akhirnya dia berhasil. Kalau si Agus tidak berani saya katakan sekelas atau mendekati Einstein, tapi mantaplah idenya. Saya doakan saja dia berhasil  bangun pagi. 

Sebelum pamit pulang saya berfikir, gagasan seperti ini terkadang terdengar konyol..malah jadi ejekan kayak para penemu itu. Nah, kalau si Agus berhasil ngumpulin mobil bekas berkat sakit hati netizen saya ketawain Si Agus, lumayan juga si Agus kan? Jadi Agus Edison dia. 

Sejak sering guling-guling di kempus, ide gila dari orang semacam Agus ini sering berseleweran tiap pagi-siang-petang-malam. Malah subuh juga sering. Kampus memang tempatnya superman sembunyiin celana dalam biar kayak orang-orang. Tempat batman ngeronda (nilap) jagung dosen tanam. Luar biasalah pokoknya kampus itu bisa jadi apa aja. 

Nah..kembali ke Si Agus. Sambil beranjak menuju mobil saya pangil Si Agus lewat jendela untuk memberinya ide. 

"Cek Gus, kredit mobil udah murah!"

"Maksudnya?"

"Lah iya..kalau gagasanmu benar adanya, mulailah mengkredit mobil murah untuk kau jadikan rumah ikan. Ikan mana yang dapat menolak mobil baru!?" Eh malah dia yang ketawa terkekeh-kekeh. 

Abang Sya Fril dan Adami Us mau ikut usaha ini gak?wkwkwk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar