Selasa, 13 Juni 2017

Menyambut Rindu

PULANG. Sekian tahun jejak kakimu berserakan di lintas kota. Menelan kesibukan mentah-mentah demi mengumpul jerih untuk kembali besok hari. 

Rinduku, entah rindumu, telah lama dibakar matahari, dibilas hujan, ditidurkan malam. Kamu tetap bilang sangat ingin pulang besok hari.

Lebaran menyamar menjadi kesempatan yang dinanti untuk menancapkan kehausan mata ke wajahmu. Wajahku. 

Apakah semua pulang, seperti cinta yang ikut pergi melamar mimpimu? Atau hanya sebentuk tubuh yang sangat ku kenal itu yang kembali?

Besok mungkin hujan akan menyambutmu pulang, sama seperti kala itu ku lepas gengam dari pucuk tanganmu di ruang tunggu Bandara Iskandar Muda. Sama seperti kamu pergi, tidak akan ku tanya apa yang kamu bawa. Sebab telah ku bisik ke daun telingamu yang berhijab kala kita berteduh dari deras tangis awan waktu itu: kembalilah seperti kamu pergi.

Besok akan tiba dimana rindu menagih janji yang tidak mampu ku ingkari sangat ingin ku tatap sisa badai tempo hari di matamu. Mungkin tidak bersisa rumah kontruksi baja yang kita bangun melawan waktu yang mewabah karat. Tapi ku tetap lega kamu injak kembali tanah tercinta yang sering kita tanam harapan kala sulit masa itu.

Bibit-bibit padi telah tertanam menyambutmu pulang, seperti waktu itu senang kamu sisir gemulai pucuk-pucuknya di sawah sebelah selatan desa gerimis itu sebelum pergi. Dari sana kamu pergi, di sini aku menunggumu pulang dengan sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar