Jumat, 30 Januari 2015

"REBANA PECAH"



Emosi mereka melimpah. Lagu cinta berhamburan di teriaknya, tidak peduli merdu.Selamat datang setan, Silahkan masuk atau pergi buru yang lainnya.
Sudah jenuh-keruh seperempat Abad yang di jalani,

Belum juga usai pertarungan berkeringat darah itu.
Raut wajahnya, keluh-mengeluh dalam diam. Hayalnya belum nyata menyentuh tanah. Dia tinggal jejak, dia di tinggal mimpi, tinggallah harum si jelita di angkasa.




Aku di sudut. Ada tiga berpadu dalam irama Gitar, Alat Gemerincik dan Rebana Pecah.
Satu lagi pulang, mendaki rencana ke negeri seberang.
Sungguh kalut ritual penjamuan malam ini. 

Kelimanya memang lahir sebagai petarung.
Hanya Ayah Bunda yang membuatnya pulang.
Kuasa ku lemah, semoga yang Esa menjadikan kita orang yang beruntung di masa depan.
Sahabatku, angkat kepalamu besok pagi. kita lawan lagi sampai mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar